Guru, Tantanganmu di Abad ke-21 Ini

Repost from PGRI Tabalong
Setiap tahun Indonesia memperingati Hari Guru untuk memperingati karya-karya nyata guru, termasuk guru di daerah terisolasi, perbatasan, pulau-pulau terdepan, dan guru-guru yang menapaki jalan puluhan kilometer untuk terus berkarya. Namun, sebagian besar guru, terutama di sekolah kecil di daerah-daerah terpencil, belum memiliki kompetensi sesuai dengan kebutuhan untuk menerapkan pendekatan pembelajaran abad XXI. Pendekatan ini mensyaratkan guru untuk memiliki kemampuan kepemimpinan, terbiasa memberi dukungan, dan melakukan pengawasan terfokus. Proses pembelajaran berbasis pertanyaan dan berpusat pada peserta didik.
Di samping itu, yang tak kalah pentingnya, sesuai dengan zamannya, zaman teknologi informasi, guru haruslah melek IT.

Penguasaan teknologi informasi dan komunikasi juga merupakan salah satu sarana pendukung untuk meningkatkan kualifikasi guru sesuai dengan perkembangan zaman.
Hanya, ternyata masih banyak guru, baik di perkotaan maupun pedesaan, yang masih gagap teknologi atau tidak bisa memanfaatkan TIK.

Perbandingan Gaji Guru
Untuk meningkatkan kualifikasi guru, berbagai solusi ditawarkan pemerintah, antara lain pendidikan dan pelatihan baik secara tatap muka maupun daring (online) serta pengembangan keprofesian berkelanjutan. Namun, dikutip dari Kompas, Kepala Seksi Penyuluhan Program Direktorat Pembinaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Pendidikan Dasar Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Tagor Alamsyah Harahap mengakui, kondisi dan infrastruktur untuk pemberian pelatihan masih terbatas sehingga sulit untuk meningkatkan profesionalisme guru.
"Karena itu, infrastruktur dan kompetensi kami tingkatkan dalam waktu bersamaan. Yang penting kami pertahankan maintenance knowledge guru-guru yang ada di sekolah sekarang," kata Tagor.

Untuk membuat guru melek teknologi, lanjut Tagor, guru "dipaksa" untuk membiasakan diri menggunakan komputer dan jaringan internet. Caranya dengan menyelenggarakan ujian kompetensi berbasis komputer dan meminta guru memperbarui sendiri data dirinya di data pokok pendidikan (dapodik). Paling tidak dengan cara itu guru diharapkan terbiasa dengan TIK. "Mengisi dapodik ini penting untuk kenaikan jabatan dan pemberian tunjangan profesi. Mau tidak mau guru harus melakukannya," ujarnya.

Guru-guru membutuhkan pelatihan yang berkualitas dengan penekanan pada praktik, tidak bisa lagi hanya dengan teori. Sekolah juga tidak memiliki sumber daya untuk menerapkan TIK ke dalam pembelajaran semua mata pelajaran. "Kami mengajak guru-guru yang sudah melek teknologi untuk berbagi ilmu kepada guru lain," ujarnya (Kompas: Guru-Dipaksa-Melek-Teknologi).

Profesi guru bukanlah semata-mata sebuah pekerjaan mengajar anak didik. Namun, tugas dan peran profesi guru jauh lebih berat dan mulia, yakni menyiapkan masa depan. Hasil karya guru diharapkan akan melukis masa depan Indonesia. Sebagai penentu masa depan bangsa, guru mestinya menjadi teladan pembelajar yang tak henti-hentinya belajar. Gurulah yang akan membentuk generasi mendatang. Guru jangan pernah lelah berkarya mengembangkan metode pembelajaran yang kreatif inovatif dan mendukung anak berpikir kritis, walau dibandingkan negara lain, gajinya belum ada apa-apanya. Sabarlah, dunia pendidikan kita masih berproses. Perubahan tidak bisa instan, apalagi menyangkut karakter bangsa.

Hidup guru Tabalong !!!
Hidup guru Indonesia !!!!
Hidup PGRI !....Solidaritas....! Yesssssssssssssssssss
Yesssss !!!!!

Sumber: Kompas dengan pengubahan
Ilustrasi: Kompas

Related

Info 9190046785546453122

Posting Komentar

emo-but-icon

Follow Us

Hot in week

Recent

Comments

Info

Side Ads

Text Widget

Connect Us

item